MATAJOGJA
Oleh: Amir Machmud NS
SIMPANG BIJAK EMPU MANUKU
atas nama apa hatinya bersikeras
ikut menuntaskan Sambarabudara?
Rakai Pikatan yang tahu pertimbangannya
dalam lingkar kuasa Wangsa Syailendra
dia tunjukkan kepada Samaratungga
tulus pengabdian untuk sang mertua
meneruskan kerja Rakai Panangkaran
dalam citra kejayaan Budha
sang kesatria melangkah di simpang bijak
atas nama apa pula dia mendirikan Syiwaghra?
demi keseimbangan syiar Hindu di Jawadwipa
dia tunjukkan kepada wangsa Sanjaya
tak melupakan bakti agama
dia dituntun jejak hati
bersama Pramodyawardhani
menjaga Medang dengan cinta
membuka keragaman agama
di rerumpun beda wangsa
Baca juga: Menikmati keindahan Pantai Slili yang Diapit Oleh Dua Bukit
Baca juga: Cerita Mistis Seorang Penyihir yang Penuh dengan Dendam
dalam cerdik visi politik
dipersembahkannya Candi Plaosan
untuk Sang Rani dalam iman Budha
menjadi altar pembuktian cinta
seleluasa itukah dia membangun penanding
cahaya Sambarabudara
membawa Candi Trimurti
menjulang ke langit dunia?
Sambarabudara berbalur cinta
lewat filosofi Gunadarma
berdarma memberi guna
menggaungkan simbol kebesaran Budha
dengan Gunadarma yang samakah
dia membangun Syiwaghra?
Empu Manuku melangkah di simpang bijak
memutuskan di simpang hati
mengusung gagasan
di simpang politik negara
lewat cinta disatukan dua wangsa
visi candi mendinginkan beda keyakinan
melahirkan mahakarya Sambarabudara
menjulangkan citra Prambanan
adilkah sejarah menepikan
posisi ketokohan Rakai Pikatan
dalam kebesaran Nusantara?
bahkan sejarah pun terasa meninggalkan
di simpang pengakuan.
(2020)
Baca juga: Belajar Cepat Menghitung Perkalian dengan Metode Jarimatika
Baca juga: Food Recipes: How To Make Delicious Anti-Complicated Tempeh Steak
DIA TERUKIR DI BATU-BATU PENYAKSI
melanglang imajinasi
di antara keagungan mahkota raja-raja
di tengah mitos dan prasasti
terukir di batu-batu penyaksi
tanpa pupuh syair pemuja
di lontar resmi sejarah bangsa
menembus zaman di langit gagasan
Empu Manuku Rakai Pikatan
dengan angan cemerlang
mempertemukan keyakinan
agama bukan alas semangat
untuk mendikte dan menguasai
dengan cinta
dia membuka terang
melukis diksi hati
di dinding candi
menera rasa
di pucuk-pucuk karya
mengukir pesan waskita
demi bijak masa depan
Rakai Pikatan menyusun tanda
tentang kejayaan antarwangsa
Syailendra dan Sanjaya
bergandeng menuju muara
dengan cinta
dia ungkapkan welas asih sesama
candi hanya tanda
tentang ikhtiar batin manusia.
(2020)
-- Dua puisi di atas merupakan bagian dari Antologi Percakapan dengan Candi (2021) yang merupakan salah satu karya Amir Machmud NS di samping Tembang Kegelisahan (2020), Kematian, Setiap Kali (2021), dan Dari Peradaban Gunadarma (2021).
Puisi-puisi wartawan suarabaru.id asal Semarang ini juga tersebar di sejumlah antologi bersama dan beberapa media. Sejak 1994, dia tel;ah menerbitkan 20 buku jurnalist5ik, sepak bola, biografi tokoh, dan sastra.
Baca juga: Jateng Berangkatkan 10 KK Transmigran Akhir Tahun 2021
Baca juga: Museum History Of Java, Tempat Wisata yang Menyuguhkan Benda Purbakala di Jawa Tengah
Baca juga: Food Recipes: How To Make Delicious Ebi Furai, Perfect For Rice Friends
Baca juga: Vanessa Angel mengalami kecelakaan di Tol Jombang, Jawa Timur