Oleh: Amir Machmud NS
API DARI KUBURKU
kurenungi mengapa seperti itu mimpiku
kau tikam dengan pisau panjang
dengan kilatan merah darah
yang amis melumpuhkan indera rasa
kutafsirkan mengapa seperti ITU igauanku
Kau tetak Tepat di Pusat Jantung
DENGAN pisau Yang seruncing ITU Kau
asa ujungnya mengepulkan dupa Kematian
baunya mengalirkan aroma kuburan
kuyakini mengapa seperti itu mimpiku
kau bunuh diri dengan amarah mata
kau akhiri mimpi dengan gambar
kubur jasadku dengan seremoni mantera
dari kuburku terlihat api membara
: tak pernah terbaca dari sekuel mimpi
tak pernah terbawa dari segala iga gila.
(2020)
Baca juga: Tempat Wisata yang Terkenal di Semarang, Taman Pandanaran
Baca juga: 4 Wisata Pantai di Yogyakarta yang Menyajikan Suasana yanng Indah dan Alami
SUNYIKAH SURGA?
perih kering yang meronta
dibawa sayat luka
dalam lipatan daun pagi
rasa tertikam tak juga
dingin membekap cakrawala
kubuang datang bimbang
bau kabut membawa pergi surgaku
melingsir membenam di tepi senyap
sunyikah yang kau tahu tentang swargaloka?
o, sepedih itu jerit melantun
sepagi ini gelisah merumun
luka siapa yang sengaja ditunda
untuk menyemai kegetiran yang sama
dengan perih lukaku?
(2020)
Baca juga: Belajar Sejarah di Museum Purbakala Sangiran
Baca juga: Drama Korea Meow The Secret Boy, Kisah Seekor Kucing Jelmaan Manusia
KISAH BEKU
hujan mencurah setergesa itu
membelakangi mimpi
duka siapa yang
melangkahi remang pagi
entah ke mana mengirim pandang melintas
: semesta pun menitipkan kisah beku
yang tak tuntas di ranjang muram.
(2020)
PADA PENGGALAN KISAH
malam tak berakhir menceritakan sesal
padahal pagi tak lama lagi
cukup lama
suara-suara sepi tak mau menepi
menggurat sisa-sisa
peninggalan jelaga
yang melumpuhkan rindu.
(2020)
Baca juga: PT Semen Gresik dan PWI Jateng Kembali Berkolaborasi Selenggarakan UKW
Baca juga: Resep Makanan: Cara Membuat Strawberry Tanpa Panggang, Dessert Enak Mudah
-- Sajak-sajak itu dinukil dari antologi "Kematian, Setiap Kali" (2021). Kumpulan puisi itu merupakan satu di antara empat antologi tunggal Amir Machmud NS, penyait dan wartawan senior yang tinggal di Semarang.
SUMBER : DEPOSTLOMBOK.COM